Selasa, 27 Mei 2014

[RANDOM] Kangen Naik Kereta

Hellooo...(^o^)/

Yang punya kampung halaman di Jawa Tengah atau Jawa Timur, kapan terakhir kali naik kereta api? Saya terakhir kali naik kereta api itu ke Yogyakarta, sekitar tahun 2010.  Setelah menikah, samasekali tidak pernah pulang kampung halaman naik kereta api, selalu berdua sama suami berkendara menikmati indahnya kemacetan di sepanjang jalan pantai utara. Jadi ceritanya saya kangen naik kereta api.

Terus awal bulan April kemarin, ibu kasih tau kalau ada sepupu saya yang akan menikah di bulan Mei 2014. Acara akad nikahnya tanggal 23, dan resepsinya tanggal 25. Ibu bilang kalau bisa saya datang, karena kedua adik saya nggak bisa datang. Yang satu ada acara rekreasi karyawan dan wajib hadir. Sementara yang satu lagi istrinya hamil tua, kasihan kalau ditinggal. Ah, kebetulan...lagi kangen pengen naik kereta api, disuruh pulang kampung. Bilang dong sama suamik, dan OK. Hanya kami nggak bisa ikutan akad nikahnya karena suami masih harus kerja, akhirnya kami hanya hadir di resepsinya. Kami pun mencari tiket lewat situs online tiketdotcom, dan langsung dapat. 


Pengennya sih, pulang pergi naik kereta tapi totalnya jadi mahal ya bok, akhirnya beli cuma sekali jalan saja ke Pekalongan. Kami beli tiket kereta Argo Muria, berangkat jam 07.30 dari Stasiun Gambir tujuan ke Stasiun Tawang, Semarang dengan berhenti sebentar di Stasiun Cirebon, Tegal, dan Pekalongan. Terus, balik ke Jakarta naik apa? Hehehe, nebeng sama ibu-bapak yang sudah jalan duluan karena harus menghadiri akad nikah. 

Kami berangkat hari Sabtu tanggal 24 Mei. Dari rumah jam 6 kurang karena khawatir ada apa-apa di jalan. Iyee, meskipun itu hari Sabtu pagi...tapi kami lebih suka menunggu lama di stasiun daripada terburu-buru mengejar kereta. Lama nggak ke Stasiun Gambir...sampai di sana, agak kaget juga. Begitu keluar dari taksi, yang menyambut adalah bau pesing dari saluran air kotor.  Nggak banget deh. Ini baru orang lokal yang cium...gimana kalau turis asing yah? Padahal Gambir sekarang, menurut saya sudah bersih dari sampah lho, cuma ya itu...bau pesingnya kenapa nggak dihilangkan ya? Atau masih ada orang yang punya kebiasaan jorok yaitu pipis di sembarang tempat? Eeeeew ~

Masuk ke bagian dalam stasiun, ternyata sekarang naik kereta api kayak naik pesawat. Satu tiket berlaku untuk satu orang, dan nama pada tiket harus sesuai dengan nama di kartu identitas (KTP atau SIM). Pengantar tidak boleh lagi naik ke peron. Hehehe...saya agak kaget, karena dulu waktu kuliah di Yogyakarta, tiap kali mau balik ke sana selalu diantar bapak sampai ke peron dan ditungguin sampai keretanya jalan XD. Jadi nggak ada lagi yang namanya cerita, nganter pacar pergi naik kereta api terus dadah-dadah sama pacarnya sambil nangis.... Sekarang nangisnya di lantai bawah stasiun. Ngahaha...

Naik ke lantai dua, bingung lagi...jalur buat kereta Argo Muria yang mana ya? Ish, padahal ada papan petunjuknya tapi masih aja keder. Udah lama banget, jadi berasa agak takut dibohongin sama petugasnya. Takut udah naik ke jalur berapa, tiba-tiba dipindah ke jalur berapa, dan itu artinya harus naik-turun tangga...(bilang aja males XD). Oh, ternyata Argo Muria ada di jalur 4...kami pun naik ke lantai 3 dan menunggu di peron jalur 4. Masih agak sepi, dan jam 07.30 pun masih lama. Iseng-iseng, ambil foto di sekitar tempat duduk. Nggak terasa, si kereta akhirnya dataang...

Tut...tut...

Sekedar catatan untuk perjalanan dengan kereta api Argo Muria. Penumpang kereta hari itu banyak, jadi semua tempat duduk di gerbong saya terisi. Pendingin udara masih berasa sejuk sampai dengan jam 10. Di atas jam itu karena di luar cukup panas, hawa di dalam kereta mulai agak sumuk. Kondisi tempat duduk bagus, disediakan bantal kecil dan sandaran kaki. Ada koneksi listrik di masing-masing nomor duduk, nggak usah khawatir mati gaya kelamaan di kereta karena batere gadget habis. Dulu, saya sering ketemu dengan kecoak kecil, meskipun itu di kereta eksekutif. Kemarin nggak ada sama sekali. Kondisi toilet bersih, yang menarik adalah material toiletnya. Semua terbuat dari aluminium, kata suami supaya lebih mudah dibersihkan. Sayangnya, tidak ada handle untuk pegangan ketika sedang buang air kecil atau besar. Saya agak takut jatuh ketika sedang berjongkok, kasihan jika yang menggunakan toilet adalah orang tua.

Pintu keluar gerbong selalu dalam keadaan terkunci dari dalam, sehingga ketika berhenti di stasiun tidak ada lagi pedagang asongan yang memaksa masuk ke dalam kereta api. Saya perhatikan juga sekarang tidak ada lagi pedagang asongan di stasiun pemberhentian. Nggak bisa jajan nasi ayam atau nasi pecel kayak dulu. Well, walaupun namanya kereta eksekutif, sekarang tidak lagi dibagikan makanan di atas kereta, karena kalau tetap harus membagikan makanan ke seluruh penumpang, harga tiket tidak akan bisa menutup biaya operasional perjalanan. Banyak penumpang yang memilih membawa bekal makanan sendiri, termasuk kami. Tentu saja ada yang pesan makanan juga dari restoran kereta. Bosan main dengan gadgetnya, mungkin bisa menonton film yang diputar. Film hari itu adalah Safe dan Constantine. Sayangnya, nggak nonton Constantine sampai habis karena keretanya sudah sampai di stasiun Pekalongan.

Salut karena perjalanan kali ini waktunya tidak meleset jauh. Berangkat jam 07.35, di tiket tertulis perkiraan sampai di Pekalongan jam 12.30, dan ternyata masuk stasiun jam 12.40. Thumbs up for PT KAI. Hal ini dimungkinkan karena rel kereta di jalur utara sudah banyak yang berupa rel ganda, jadi udah nggak ada lagi cerita tunggu-tungguan karena ada dua kereta yang bersimpangan. Kecuali nanti kalau Lebaran, di mana frekuensi perjalanan kereta menjadi lebih banyak daripada hari biasa, kemungkinan kereta terlambat pergi dan datang pasti ada. Tinggal jalur selatan nih, kalau sepanjang jalurnya sudah rel ganda nggak ada salahnya jalan-jalan ke Yogyakarta dengan menggunakan kereta api.

Jadi, kangen naik keretanya sudah terobati??? Tentu sudah...\(^o^)/.  Hmmmm, seharusnya dulu saya ambil pendidikan yang berhubungan dengan kereta api ya? Hahaha...
Moga-moga bisa dapat kesempatan untuk naik kereta api lagi. Sama suami tentunya ~

Ini foto iseng di Stasiun Gambir. Amatiran, harap maklum ya...

Monumen Nasional, in the midst of morning




An empty line



Commuter line is coming


Especially for women


Rushing for Parahyangan Train

Have a good day~

Salam,

Dina












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)