Sabtu, 06 November 2010

crying and praying for my country

Akhir-akhir ini saya mudah sekali meneteskan airmata. Bukan karena beratnya beban hidup saya, atau pekerjaan saya, atau karena saya masih sendiri dan belum menemukan belahan jiwa (aiiiih...curcol), tapi karena bencana alam yang secara beruntun melanda negeri ini, Indonesiaku tercinta. Mulai dari banjir bandang di Wasior, Papua Barat. Lalu gempa dan tsunami di kepulauan Mentawai. Dan letusan besar gunung Merapi, DIY - Jawa Tengah.

Banyak yang beranggapan bahwa bencana alam yang melanda suatu negeri dan bangsa adalah azab Tuhan untuk mengingatkan kembali para pemimpin dan rakyat bangsa tersebut yang mungkin sudah melenceng jauh. Diingatkan kembali untuk kembali ke jalan yang lurus.
Yang membuat saya berpikir adalah sejauh mana melencengnya sehingga Tuhan harus memberikan peringatan berupa bencana alam?

Wallahu'alam untuk pertanyaan tersebut. Tuhan benar-benar Maha Kuasa. Saya belum paham benar apakah Tuhan sudah menentukan bahwa pada tanggal ini akan terjadi A, atau B. Atau Tuhan menentukan karena hal-hal yang terjadi sebelumnya. Jadi karena ada A maka akan terjadi B. Seperti itulah.

Yang saya ingat adalah bumi ini masih dinamis. Banyak pergerakan di luar atau dalam bumi yang merupakan rahasia Tuhan, hanya Tuhan yang tahu kapan rahasia itu akan terbuka dan apakah akan membawa bencana atau keuntungan.

Saya selalu menangis setiap kali membaca dan melihat berita-berita tersebut. Membayangkan bila hal tersebut menimpa saya dan keluarga saya. Membuat kembali teringat betapa banyak yang harus saya lakukan sebelum bencana yang lebih besar menjemput (maksud saya adalah kematian dan hari akhir). Yang akhirnya saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan. Memohon perlindunganNya dan meminta keselamatan bagi kami semua bangsa ini. Jika memang bencana ini karena kami semua sudah melenceng maka kami mohon untuk ditunjukkan kembali pada jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah dianugerahkan nikmat kepada mereka...QS 1 : 5 - 7.

Untuk saat ini mungkin saya hanya bisa memberi bantuan berupa doa dan sedikit donasi, belum bisa memberi bantuan langsung dan turun tangan ke daerah bencana. Saya percaya Tuhan pasti mendengar doa kami semua. Crying for a while, and praying forever...for all of us.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)