Beberapa bulan terakhir ini saya sering menerima sms yang menawarkan KTA (kredit tanpa agunan), pinjaman bunga ringan, or whatever they call it. Sempat menerima sampai 4 sms setiap hari...saya sampai menuduh operator seluler yang saya pakai, "Jangan sebar no ponsel saya kemana-mana!!!". Lalu seorang teman mengingatkan,"Itu bukan salah operatornya kaliiii, coba lo umbar data hp lo di mana?".
Selidik punya selidik, ingat punya ingat, haaaa...saya pernah apply kartu kredit di luar bank tempat saya bekerja. Daaaang...that's it. Sudah menjadi rahasia umum bahwa data yang sudah masuk ke tangan agen marketing kartu kredit bisa dengan mudah diperjualbelikan sesama agen, demi mendapatkan nasabah yang potensial. Saya jadi ingat, beberapa kali juga pernah ditelepon agen marketing KK, the same thing : menawarkan KK bank lain. Nope, thank you...untuk saya cukup KK dari tempat saya bekerja dan C******k.
Jual beli data ini juga yang sering menimbulkan banyaknya kasus penyalahgunaan KK. Datanya sendiri saya tidak tahu pasti karena bukan bidang saya, heeeey...that's an interesting field (boleh mutasi ga ya?). Lhoooo...bukan itu ding.
Back to the topic : gini, data yang sudah jatuh ke tangan salah pasti akan disalahgunakan. Contoh : ketika apply pasti kita akan dimintakan fotokopi KTP untuk kelengkapan administrasi. Entah bagaimana caranya fotokopi KTP ini disalahguna-kan untuk membuat rekening tabungan. Jadi yang membuka rekening adalah bapak B menggunakan KTP bapak A, dan parahnya bapak B ini juga tahu kalau bapak A punya KK. Bingung? Saya juga.
Yang lebih parah lagi adalah ketika bapak B mulai mengaku-aku sebagai bapak A dengan modus mengubah no kontak (biasanya no ponsel). Kalau sudah diubah, biasanya agen penawaran produk akan menghubungi no kontak tersebut. Jadilah bapak B ini ditawari segala macam produk, salah satunya adalah pinjaman dana. Pendek kata : KK bapak A dipakai oleh bapak B. Lalu bapak A menerima tagihannya dan merasa itu bukan pemakaiannya. Jreeeeeng...start to do some investigation yang artinya adalah kerugian bank penerbit KK.
Terus terang saya jadi agak ngeri dengan penawaran-penawaran yang meminta fotokopi KTP, KK, SIM, dsb. Apalagi kalau penawarannya dengan berbagai macam embel-embel hadiah dan kemudahan. Cukup sudah fotokopi KTP dan no ponsel keluar ketika apply KK C******k. Mau ganti no ponsel ga mungkin kan? Itu nomor sudah berasa artesss, udah kemana-mana. Saya malas mengeluarkan woro-woro kalau saya ganti nomor.
Biarlah bertahan dengan sms yang menawarkan hal-hal itu. Buntutnya jadi bahan candaan dengan teman-teman kantor. Wheeeew, ditawari KTA lagi... Kenapa ga ada yang nawari : makan enak yuuuk???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)