Saya sangat suka sekali dengan hidangan laut, maksudnya masakan dengan bahan utama ikan laut, atau yang berasal dari laut. Jadi ingat ketika membaca buku : Totto-chan, waktu dia diminta membawa bekal makan siang yang berasal dari gunung dan laut. Dari gunung maksudnya adalah sayur-mayur dan buah, sedangkan dari laut maksudnya adalah lauk berupa ikan, udang, atau kerang. Hayaaaa...tapi saya tidak akan membahas Totto-chan ya, cuma rekomendasi saja itu buku yang sangat bagus untuk dibaca. Demikian juga dengan bagian keduanya, amat sangat menyentuh.
Back to the topics : saya jatuh cinta dengan hidangan laut. Mungkin karena orangtua saya berasal dari Pekalongan, yang notabene mudah sekali mendapatkan hasil laut. Ikan, udang, cumi, atau kerang dalam keadaan segar. Atau dalam bentuk sudah diawetkan : diasinkan, diasap, atau dipindang. Semua saya suka (halaaah, emang dasar tukang makan). Dibandingkan dengan ikan air tawar, yang membuat saya menjadi lebih pemilih ketika harus mengkonsumsinya. Ikan laut yang masih segar, baru naik ke darat mempunyai rasa yang sangat manis. Dimasak apapun hasilnya enak. Yaaaah, yang sudah dalam bentuk awetan juga enak tapi ada trik tertentu untuk mengolahnya.
Pagi ini ibu saya pulang dari Pacitan, perbatasan Jawa Tengah - Timur bagian selatan. Alamaaaak jaaaan...beliau membawa buah tangan : ikan tenggiri fillet besar-besar, lalu udang rebon umur beberapa minggu, lalu udang yang baru menetas beberapa hari. Sebenernya ga tega juga untuk menyantap udangnya, baru netas bok...dia belum sempat lihat wajah ibunya, eeeeh...udah ditangkep. T____T : maaf ya udang, demi kepuasan manusia kau harus ditangkap dan tidak bisa meneruskan keturunan. Apa siiiih....
Cuma digoreng dengan telur yang dikocok, dimakan dengan nasi hangat...luar biasa.
Demikian pula dengan tenggiri filletnya. Mmmmmh...saya hanya menggorengnya dengan margarin, tanpa tambahan bumbu apapun. No salt, no garlic, no onions...tapi rasa alami dagingnya sudah membawa kelezatan sendiri. Bahkan kulit ikannya terasa enak sekali. Jadi ingin pergi ke Pacitan, menyenangkan sekali bisa makan masakan laut setiap saat. Kalau di Pekalongan memang jarang bisa mendapatkan tenggiri fillet yang tebal seperti itu, mungkin karena laut utara lebih dangkal daripada laut selatan ya.
Hmmmm...kalau di Pekalongan ada satu jenis masakan yang membuat saya klepek-klepek. Nama masakannya saya tidak tahu, bahannya dari cumi atau sotong (orang Pekalongan menyebut cumi dengan sotong)...dimasaknya berikut dengan tintanya. Jreeeeeeng...tampilannya kurang menarik pasti, wong hitam dimana-mana jeee tapi rasanya uaaaaah...bisa menghabiskan nasi 2 piring kalau makan dengan lauk itu. Tiap kali pulang ke sana saya pasti mencari itu, kalau sedang musim artinya saya beruntung, kalau tidak sedang musim ya saya gigit jari saja.
Well, walaupun saya suka dengan hidangan laut, ini tidak menjadikan saya hobi jajan ke warung-warung seafood. Keluarga saya tidak termasuk yang suka berburu makan enak sampai jauh-jauh, karenanya saya jarang makan di daerah Muara Karang sana. Hidangan laut kalau terlalu sering bisa menaikkan kolesterol juga dan tidak bagus untuk kesehatan. Caelaaaah...
Terasa lebih istimewa kalau disantap sesekali saja, apapun yang berlebihan tidak bagus bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)