Halo temans ^____^
Apa kabar? Semoga semua sehat ya.
Uhhhm, kalau sudah nongkrong di GoodDramadotnet itu, entah kenapa selalu menemukan drama yang menarik untuk ditonton. Lebih tepatnya mencari sik. Iya, mencari drama lain yang dibintangi oleh Tamaki Hiroshi. Kalau dibilang ngefans atau mengidolakan TH, nggak juga. Biasa saja, senang melihat wajah ganteng tirusnya. Daaan, kali ini saya menonton drama Jepang yang berjudul Kekkon Shinai. Terjemahan bahasa Inggrisnya Unmarried, ada juga yang menerjemahkan jadi Wonderful Single Life.
Kekkon Shinai dibintangi oleh Kanno Miho, Amami Yuki, dan Tamaki Hiroshi. Diputar di Fuji-TV pada tanggal 11 Oktober - 20 Desember 2012. Jumlah total episodenya ada 11, hehehe...membuat saya lebih menikmati drama Jepang. Disutradarai oleh Ishii Yusuke dan Tanaka Ryo, dan diproduseri oleh Nakano Toshiyuki.
Bercerita tentang 3 orang yang hidup dan bekerja di kota Yokohama. Tanaka Chiharu (Kanno Miho) berumur 35 tahun, karyawan kontrak di sebuah biro travel, masih satu rumah dengan orangtuanya, belum menikah. Kirishima Haruko (Amami Yuki), berumur 44 tahun, karyawan tetap di biro desain taman, tinggal sendirian di sebuah apartemen yang cukup besar, belum menikah. Terakhir, Kudo Junpei (Tamaki Hiroshi), berumur 32 tahun, karyawan part-timer di sebuah toko bunga, hidup sendirian. Kesamaan 3 orang itu? Sesuai dengan judul dramanya, belum menikah :).
Episode 1 dibuka dengan narasi. Ternyata menurut sensus nasional Jepang, jumlah perempuan yang tidak menikah antara usia 30 tahun sampai 40 tahun telah meningkat dan sekarang adalah yang tertinggi. Dibandingkan dengan 10 tahun lalu, tingkat perempuan yang belum menikah telah meningkat sebesar 6,7% untuk perempuan di awal umur 30-an dan 8,5% untuk perempuan di akhir umur 30-an. Mengapa mereka tidak menikah?
Tanaka Chiharu. Ingin segera menikah, tapi belum menemukan calon suami yang tepat. Hubungan seriusnya yang terakhir, sudah berlalu sejak 5 tahun yang lalu. Sejak saat itu, Chiharu tidak ingin berhubungan dengan laki-laki. Keputusan adiknya untuk menikah, juga desakan ibunya untuk segera menikah, membuat Chiharu menjadi bingung. Ditambah dengan lingkaran temannya, di mana kebanyakan sudah menikah dan mempunyai anak. Chiharu pun sedikit merasa tertekan, dan merenung di sebuah bangku taman. Di sana dia bertemu dengan seorang perempuan...
Kirishima Haruko. Sejak lama Haruko memutuskan untuk tidak menikah. Pandangan hidupnya tentang kencan, menikah dan mempunyai anak, sama sekali berbeda dengan Chiharu. Haruko bekerja sebagai desainer taman di sebuah biro desain. Dengan alasan Haruko tidak menikah, pihak manajemen memutuskan untuk mentransfer Haruko menjadi manajer di sebuah toko bunga. Kalau dipikir, apa hubungannya biro desain dengan toko bunga? Kalau satu induk perusahaan, wajar. Kalau beda? Ish, bawel. Namanya juga drama, apa saja bisa dibuat. Di toko bunga Haruko mempunyai 2 karyawan part-timer, Sakura Mai seorang mahasiswi berumur 19 tahun, dan seorang laki-laki...
Kudo Junpei. Memilih bekerja di toko bunga, karena menyukai bunga dan bahasa yang dikatakan oleh bunga. Aslinya Junpei ini pelukis, tapi sudah lama sekali dia tidak melukis. Yang masih rajin menyemangati Junpei untuk melukis adalah adik kelasnya yang bernama Kono Mizuki. Heeee...Mizuki menyukai Junpei dari dulu jaman kuliah, tapi perasaannya tidak bersambut. Junpei selalu menganggap dirinya tidak pantas untuk menikah.
Ketiga orang itu akhirnya berhubungan satu sama lain. Chiharu memutuskan untuk keluar dari rumah orangtuanya, dan tinggal bersama Haruko di apartemennya. Sebenarnya Haruko tidak mau sharing apartemen, tapi luluh dengan Chiharu yang polos, gampang terpengaruh dengan orang lain, dan pintar masak :D. Chiharu juga jadi akrab dengan Mai dan Junpei, yang akhirnya sering membantu Chiharu. Seperti menyiapkan pernikahan adik Chiharu yang mendadak, atau menjaga anak teman Chiharu yang dititipkan ke Chiharu sehari karena ada urusan di luar kota. Lama kelamaan, ada perasaan suka di antara Junpei dan Chiharu.
Sayangnya, perasaan suka itu tidak dapat disampaikan oleh Chiharu maupun Junpei. Chiharu menahan diri karena melihat Mizuki yang berusaha keras supaya Junpei mau ikut dengannya ke Paris, dan mulai melukis lagi. Junpei yang merasa tidak pantas mendampingi Chiharu akhirnya memutuskan untuk pergi ke Paris bersama Mizuki. Sementara di biro travel, bos Chiharu menyampaikan kabar kalau kontrak karyawan Chiharu akan berakhir bulan depan dan tidak akan diperpanjang. Mendengar kabar bahwa Junpei akan ke Paris, ditambah kalau dia akan dipecat, membuat Chiharu merasa putus asa dan marah. Chiharu melepaskan kekesalannya di Haruko, mengatakan kalau Haruko tidak mengerti apa yang dirasakannya. Berakhir dengan Chiharu keluar dari apartemen Haruko.
Haruko bukan tidak tahu apa-apa mengenai perasaan Chiharu. Selama ini Haruko juga memendam masalahnya sendiri, di usia 30-annya Haruko sempat menjalin hubungan dengan bosnya di biro desain. Tentu saja si bos sudah menikah :). Haruko juga merasa tidak enak dengan ibunya karena memilih tidak menikah. Di usianya sekarang, Haruko juga mendapat perhatian yang tidak terduga dari dosen Sosiologi, di mana Mai mengikuti kuliahnya. Pak dosen ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan Haruko...
Akhir ceritanya?
Heeee, akhir drama Jepang itu selalu menggantung. Nggak jelas. Di sini diceritakan akhirnya Junpei menyadari perasaannya kepada Chiharu, dan memutuskan untuk batal pergi ke Paris. Chiharu pun begitu. Sadar kalau dia menyukai Junpei, Chiharu memutuskan untuk menolak lamaran manajer Takahara, yang sejak hari pertama masuk di biro travel sudah menyukai Chiharu. Setelah sama-sama mengaku suka, terus jadian? Hahaha...I really hate this part. Mereka memutuskan untuk berpisah. Haaaah...? Iya. Berpisah untuk bertemu lagi, setelah masing-masing menggapai impiannya. Ih, drama Jepang...
Haruko bagaimana?
Well, Haruko sempat jatuh pingsan karena penyakit yang sudah lama diderita. Pingsan di tengah kesendiriannya di apartemen, yang untungnya ditemukan oleh Chiharu, membuat Haruko berpikir ulang. Apakah tetap hidup sendiri untuk selamanya, atau menerima ajakan pak dosen untuk hidup bersamanya. Haruko pun akhirnya memilih untuk hidup bersama pak dosen, sembari mengerjakan dan merawat taman rumah pak dosen. Pun begitu, mereka memutuskan untuk tidak menikah. Hanya saling mengisi di kehidupan mereka.
Hmmm, sebelum menonton drama ini saya sempat membaca artikel yang dikirim oleh suami saya. Artikel ini berjudul : Why have young people in Japan stopped having sex? Just click the link, if you want to read it. Setelahnya saya jadi sedikit paham, kenapa banyak perempuan di Jepang yang memilih tidak menikah. Khususnya berhubungan dengan pekerjaan. Yang saya tahu, perempuan bekerja di Jepang selalu kepentok dengan pernikahan. Jika sudah menikah dan punya anak, bisa dipastikan karirnya mandek. Mungkin karena itulah, perempuan Jepang yang sudah sukses di kantor memilih untuk tidak menikah. Jujur saja, saya dulu juga merasakan apa yang dirasakan Chiharu atau Haruko. Umur 30 lebih, belum menikah, masih ikut orangtua, di kantor tidak ada peningkatan karir, juga tekanan dari keluarga besar yang terus menanyakan kapan menikah. Bedanya? Saya memilih untuk menikah, sementara Chiharu dan Haruko tidak.
Anyhooo...drama ini enak ditonton. Di setiap episode, ada satu jenis bunga dan bahasa bunganya yang menjadi tema episode tersebut. Ya kaliii, bisa dicatet dan dijadikan panduan kalau mau kasih bunga ke teman, pasangan, atau orangtua. Bunganya bagus-bagus. Suka dengan penampilan Kanno Miho yang ceria, Tamaki Hiroshi tetap kelihatan ganteng walaupun kurus banget :D, sementara Amami Yuki sepertinya terjebak dalam stereotip peran perempuan yang belum menikah. Yaaaah, drama...dinikmati saja jangan terlalu dipikirkan. Termasuk menikmati apartemen yang ditinggali Haruko dan Chiharu.
Selamat menonton!
Salam,
Dina
Foto diambil dari berbagai sumber.
Haruko bukan tidak tahu apa-apa mengenai perasaan Chiharu. Selama ini Haruko juga memendam masalahnya sendiri, di usia 30-annya Haruko sempat menjalin hubungan dengan bosnya di biro desain. Tentu saja si bos sudah menikah :). Haruko juga merasa tidak enak dengan ibunya karena memilih tidak menikah. Di usianya sekarang, Haruko juga mendapat perhatian yang tidak terduga dari dosen Sosiologi, di mana Mai mengikuti kuliahnya. Pak dosen ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan Haruko...
Akhir ceritanya?
Heeee, akhir drama Jepang itu selalu menggantung. Nggak jelas. Di sini diceritakan akhirnya Junpei menyadari perasaannya kepada Chiharu, dan memutuskan untuk batal pergi ke Paris. Chiharu pun begitu. Sadar kalau dia menyukai Junpei, Chiharu memutuskan untuk menolak lamaran manajer Takahara, yang sejak hari pertama masuk di biro travel sudah menyukai Chiharu. Setelah sama-sama mengaku suka, terus jadian? Hahaha...I really hate this part. Mereka memutuskan untuk berpisah. Haaaah...? Iya. Berpisah untuk bertemu lagi, setelah masing-masing menggapai impiannya. Ih, drama Jepang...
Haruko bagaimana?
Well, Haruko sempat jatuh pingsan karena penyakit yang sudah lama diderita. Pingsan di tengah kesendiriannya di apartemen, yang untungnya ditemukan oleh Chiharu, membuat Haruko berpikir ulang. Apakah tetap hidup sendiri untuk selamanya, atau menerima ajakan pak dosen untuk hidup bersamanya. Haruko pun akhirnya memilih untuk hidup bersama pak dosen, sembari mengerjakan dan merawat taman rumah pak dosen. Pun begitu, mereka memutuskan untuk tidak menikah. Hanya saling mengisi di kehidupan mereka.
Hmmm, sebelum menonton drama ini saya sempat membaca artikel yang dikirim oleh suami saya. Artikel ini berjudul : Why have young people in Japan stopped having sex? Just click the link, if you want to read it. Setelahnya saya jadi sedikit paham, kenapa banyak perempuan di Jepang yang memilih tidak menikah. Khususnya berhubungan dengan pekerjaan. Yang saya tahu, perempuan bekerja di Jepang selalu kepentok dengan pernikahan. Jika sudah menikah dan punya anak, bisa dipastikan karirnya mandek. Mungkin karena itulah, perempuan Jepang yang sudah sukses di kantor memilih untuk tidak menikah. Jujur saja, saya dulu juga merasakan apa yang dirasakan Chiharu atau Haruko. Umur 30 lebih, belum menikah, masih ikut orangtua, di kantor tidak ada peningkatan karir, juga tekanan dari keluarga besar yang terus menanyakan kapan menikah. Bedanya? Saya memilih untuk menikah, sementara Chiharu dan Haruko tidak.
Anyhooo...drama ini enak ditonton. Di setiap episode, ada satu jenis bunga dan bahasa bunganya yang menjadi tema episode tersebut. Ya kaliii, bisa dicatet dan dijadikan panduan kalau mau kasih bunga ke teman, pasangan, atau orangtua. Bunganya bagus-bagus. Suka dengan penampilan Kanno Miho yang ceria, Tamaki Hiroshi tetap kelihatan ganteng walaupun kurus banget :D, sementara Amami Yuki sepertinya terjebak dalam stereotip peran perempuan yang belum menikah. Yaaaah, drama...dinikmati saja jangan terlalu dipikirkan. Termasuk menikmati apartemen yang ditinggali Haruko dan Chiharu.
Selamat menonton!
Salam,
Dina
Foto diambil dari berbagai sumber.
Pengen bgt bisa nonton doramanya... Tapi susah nyarinya... Kira2, dapat dimana ya??? TngQ en salam kenal^-^
BalasHapus