Hellooo...(^o^)/
Di bagian 1, saya bercerita tentang apa yang pernah saya alami dulu. Jaman belum ada koneksi internet dan gadget yang canggih, yang pastinya bullying dilakukan saat bertemu langsung dengan orangnya. Bagaimana dengan sekarang? Well, saya yakin yang namanya intimidasi atas fisik seseorang pasti masih ada di manapun juga. Mungkin di sekolah, di tempat bekerja, di organisasi, atau bahkan di kumpulan orang-orang yang mempunyai hobi yang sama. Ditambah juga dengan adanya koneksi internet yang lumayan bagus dan akun sosial media yang cukup aktif. Kesempatan untuk melakukan bullying semakin terbuka lebar, pastinya ada kemungkinan yang melakukan bully dan yang di-bully tidak mengenal satu sama lain.
Kenapa saya bercerita tentang hal ini?
Jadi begini, beberapa bulan ini saya mulai ngefans dengan idol grup lokal, JKT48. Meskipun begitu...saya hanya baru sampai taraf mengagumi dari jauh, mengamati mereka lewat YouTube, membaca postingan blog tentang mereka, atau sekedar stalking ke akun Twitter masing-masing member. Dari sekian banyak blog dan website tentang JKT48, yang paling sering saya kunjungi adalah website JKT48Stuff. Sebuah postingan beberapa hari yang lalu menarik perhatian saya. Judul postingnya Stand Against The Bullies, inti ceritanya adalah bully yang dilakukan oleh admin sebuah akun Twitter fanbase member terhadap akun fanbase lain yang berada di luar negeri. Sampai akhirnya akun fanbase yang di luar negeri ini memutuskan untuk berhenti mendukung JKT48 dan menutup akun fanbasenya.
Terus terang saya kecewa sekali dengan ulah fans (admin atau apalah...) yang seperti itu. Menurut saya adalah hal yang bagus kalau artis lokal Indonesia mulai mempunyai fans internasional. Bagus menurut saya, mungkin tidak bagus menurut hatersnya. Yang benci mungkin tidak akan suka kalau artis yang dibencinya mempunyai fans yang banyak, dari luar negeri pula. Jadilah akun fanbase dari luar negeri dicecar dengan pertanyaan, benarkah ada fans di luar sana. Benarkah akun fanbase ini real, bukan sekedar fake account? Ada juga yang memaksa minta foto sebagai bukti, kalau tidak dikasih artinya hoax, orangnya bohong-bohongan. Ada ancaman masuk neraka juga. Saya cuma bisa menghela napas ketika membaca artikel tersebut.
Saya nggak tahu apakah bullying ini hanya terjadi pada fans JKT48, atau terjadi juga dengan fans idol grup atau artis lain, seperti Cherrybelle atau AgnezMo (yang literally sudah go internasional). Kalau iya, menurut saya alangkah piciknya orang yang melakukan bullying, terlepas dia haters atau bukan. Kayaknya kok, senang sekali melihat orang lain merasa susah dan tertekan. Cuma kenal (lebih tepatnya cuma tahu user id) di dunia maya udah berani melakukan bullying, apa jadinya kalau kenal beneran di dunia nyata. Eh sebentar, bukankah itu alasan orang melakukan bullying?
Seperti yang saya tulis sebelumnya, masih banyak lagi contoh bullying, di dunia nyata ataupun di dunia maya. Yang terlihat sekarang baru hanya puncaknya, karena biasanya korban bullying hanya bisa diam dan tidak melawan. Saya dulu hanya memilih diam dan tidak melawan, yang saya alami baru hanya sekedar bullying berupa ejekan belum sampai pada penyiksaan fisik. Hmmm, jadi ingat beberapa waktu lalu saya juga sempat mengalami bullying dunia maya. Ada oknum anonim yang berkomentar di beberapa postingan dan isi komentarnya tentu saja berupa ejekan. Setiap komentar yang masuk harus saya moderasi terlebih dahulu, oleh karenanya komentar tanpa nama atau dengan nama, yang bernada hinaan dan ejekan sudah pasti tidak akan saya publish. Sekarang sih, sudah nggak ada lagi. Hehehe~
Yah, rasanya eman-eman yo, punya gadget bagus dan koneksi internet yang lumayan, tapi cuma dipakai untuk melakukan intimidasi terhadap orang yang tidak kita kenal di dunia maya. Ngelesnya, akun punya gue, terserah dong...mau gue pakai buat apa? Iya sih, cuma kayaknya masih banyak cara lain yang lebih baik dan bijak untuk menggunakan akun sosial media. Contoh kasus bullying fans JKT48 di atas, bukankah lebih baik bila semua sama-sama mendukung idolnya? Kan seneng, kalo idol atau artis kesukaannya go internasional gitu...atau ini cuma pikiran saya ya? (.____.)
Omong-omong saya lagi mikir, apa yang harus saya ajarkan kepada calon anak saya nanti, jika suatu hari dia mengalami bullying? Haruskah diam saja, atau haruskah melawan balik dengan strategi tertentu? *garuk-garukkepala* That's it. Ocehan nggak jelas tumben bisa sampai 2 postingan. Lega udah bisa keluarin uneg-unegnya.
*sungkemsamatemanpembaca*
Have a great day~
Salam,
Dina
Saya nggak tahu apakah bullying ini hanya terjadi pada fans JKT48, atau terjadi juga dengan fans idol grup atau artis lain, seperti Cherrybelle atau AgnezMo (yang literally sudah go internasional). Kalau iya, menurut saya alangkah piciknya orang yang melakukan bullying, terlepas dia haters atau bukan. Kayaknya kok, senang sekali melihat orang lain merasa susah dan tertekan. Cuma kenal (lebih tepatnya cuma tahu user id) di dunia maya udah berani melakukan bullying, apa jadinya kalau kenal beneran di dunia nyata. Eh sebentar, bukankah itu alasan orang melakukan bullying?
Seperti yang saya tulis sebelumnya, masih banyak lagi contoh bullying, di dunia nyata ataupun di dunia maya. Yang terlihat sekarang baru hanya puncaknya, karena biasanya korban bullying hanya bisa diam dan tidak melawan. Saya dulu hanya memilih diam dan tidak melawan, yang saya alami baru hanya sekedar bullying berupa ejekan belum sampai pada penyiksaan fisik. Hmmm, jadi ingat beberapa waktu lalu saya juga sempat mengalami bullying dunia maya. Ada oknum anonim yang berkomentar di beberapa postingan dan isi komentarnya tentu saja berupa ejekan. Setiap komentar yang masuk harus saya moderasi terlebih dahulu, oleh karenanya komentar tanpa nama atau dengan nama, yang bernada hinaan dan ejekan sudah pasti tidak akan saya publish. Sekarang sih, sudah nggak ada lagi. Hehehe~
Yah, rasanya eman-eman yo, punya gadget bagus dan koneksi internet yang lumayan, tapi cuma dipakai untuk melakukan intimidasi terhadap orang yang tidak kita kenal di dunia maya. Ngelesnya, akun punya gue, terserah dong...mau gue pakai buat apa? Iya sih, cuma kayaknya masih banyak cara lain yang lebih baik dan bijak untuk menggunakan akun sosial media. Contoh kasus bullying fans JKT48 di atas, bukankah lebih baik bila semua sama-sama mendukung idolnya? Kan seneng, kalo idol atau artis kesukaannya go internasional gitu...atau ini cuma pikiran saya ya? (.____.)
Omong-omong saya lagi mikir, apa yang harus saya ajarkan kepada calon anak saya nanti, jika suatu hari dia mengalami bullying? Haruskah diam saja, atau haruskah melawan balik dengan strategi tertentu? *garuk-garukkepala* That's it. Ocehan nggak jelas tumben bisa sampai 2 postingan. Lega udah bisa keluarin uneg-unegnya.
*sungkemsamatemanpembaca*
Have a great day~
Salam,
Dina
~weiitsss kesasar kemari baca postingan yg menarik~
BalasHapusjadi ingat masa kecil yg suka saling ejek ma temen (wkwkwk ^__^ )
dan ternyata termasuk bullying, tipe verbal
sampe sekarang pun ma temen lama kadang masih suka gitu, tapi yah dbwa canda :P
pokok'e bwt anak2 musti diajarin klo misal dpanggil nama ejekan gak usah dpedulikan, diamkan aja sampe lawan mau panggil nama yg benar
it's worked! trust me! (^__^) kayak iklan susu hohoho
klo tipe fisik musti dkasih tau buat berani lapor ma guru dan ortu
sorry komen kpanjangan dan sok tau, hehehe
Halo :)
HapusHahaha...terima kasih sarannya. Harus diingat nih, untuk pendidikan anak nanti.