Jumat, 15 Februari 2013

[RANDOM] Kangen naik bis TransJakarta (TJ)

Halo temans ^____^

Sudah lama sekali sejak terakhir kali saya naik bis TransJakarta, mungkin sudah 2 tahun lebih.  Sejak menikah saya samasekali tidak pernah lagi jalan ke daerah Kota.  Padahal dulu waktu gedung kantor masih di Jalan Gajah Mada, uaaah...saya bersahabat karib dengan bis TJ ini :D.  Saking karibnya, sampai beli kartu langganannya, berasa punya kartu langganan kereta api.

Nah, tiba-tiba hari ini saya naiklah ini bis.

Kebetulan siang tadi saya ada janji dengan dokter saya di salah satu rumah sakit di daerah Tebet.  Perjalanan ke Tebet itu lumayan banget kalau dari Ciledug, lumayan lama waktunya dan lumayan mahal ongkosnya.  Karena mengejar waktu praktek dokter, saya dari rumah naik bis metromini, lalu ganti taksi di daerah dekat Mayestik.  Pulang dari rumah sakit karena masih terang benderang, saya memutuskan naik bis aja deh...:D, tanpa embel-embel naik taksi.

Bis metromini yang lewat depan rumah sakit adalah jalur S62, kalau nggak salah Manggarai - Pasar Minggu.  Saya turun di Pancoran, tadinya dari Pancoran mau naik bis metromini lagi ke Blok M.  Hmmm, tapi kok halte bis TJ ini memanggil-manggil ya?  Akhirnya dengan pede saya belok dan jalan ke tempat beli karcisnya.  Dua tahun lebih tidak naik bis TJ, membuat saya harus bertanya-tanya lagi sama petugasnya.  Dulu cuma hafal koridor Blok M - Kota, mana hafal koridor lain.  Sekarang lebih nggak hafal lagi karena banyak koridor baru yang beroperasi. Saya tanya, kalau mau transfer ke Blok M, harus turun di mana? Dijawab turun di halte Semanggi.

OK-lah....saya naik.
Well, rupanya saya menaiki bis TJ koridor 9 (Pluit - Pinang Ranti). Waaaaaw....jauh ya bok, rutenya.  Rrrrr, nyontek di wikipedia sekitar 28,8 km.  Sambil cemas mengawasi halte-halte yang dilewati, saya melihat sekeliling.  Hmmm, bisnya masih lumayan baru.  Sekarang tempat duduknya tidak berupa jok empuk dilapisi kain beledu lagi, melainkan berupa bangku plastik, supaya nggak cepat terlihat dekil dan lebih mudah dibersihkan mungkin...  Ada pembatas dari plat transparan antara kursi pengemudi dan bangku penumpang, dan ada tulisannya : "Emergency Only".

Ealaaaah, jadi nggak bisa berdiri dekat pengemudi lagi dong, dan nggak bisa duduk di tangga pintu depan (kebiasaan saya dulu kalau bis TJ-nya penuh sangat :D).

Kalau dulu yang mengingatkan penumpang sudah sampai di halte mana adalah rekaman suara perempuan, sekarang yang mengingatkan adalah mas-mas petugas pintu bis. Setiap kali bis mendekati halte, dia akan bilang : "Persiapan halte xxx".  Begitu mendekati halte Semanggi, ada tambahan : "Persiapan halte Semanggi, transfer koridor Blok M- Kota".  Hmmm, bagus juga. Jempol deh...

Nah ini, yang namanya halte transfer antar koridor selalu ditandai dengan jembatan yang panjangnya audzubillah.  Ada kali 1 km itu jembatannya, rasanya nggak nyampe-nyampe.  Hahahaha, walaupun terang saya sedikit parno dengan yang namanya jembatan.  Yang takut rubuhlah, yang takut rampoklah, pokoknya mari jalan cepat tanpa tengok kiri-kanan :D

Sampai juga di halte Bendungan Hilir, langsung antri dengan manis tanpa harus beli tiket lagi. Menunggu sekitar 5 menit, datanglah bis koridor 1.  Whuooooow....bisnya gandeng...*nyengirlebar*
Kayak begini....
sumber : google.com
Omong-omong yang di koridor 9 tadi bisnya gandeng nggak ya?  Lupa merhatiin :D.  Bis koridor 1 ini sama dengan koridor 9, bedanya cuma lebih panjang saja mungkin karena peminat koridor 1 itu banyak banget.  Uuuhm, saya perhatikan ada ruangan khusus wanita, yaitu di antara sambungan bis depan dan belakang, dan memang isinya perempuan semua :D. Yang laki-laki kalau nggak di depan, di belakang banget.  Sepertinya bis-bis baru ini memang tidak ada fasilitas pengingat berupa rekaman suara ya, jadi mas petugasnya harus berteriak terus tiap kali mendekati halte.  Haeeee...lama-lama hafal tuh, nama-nama haltenya.

Okaaaay, sampai di Blok M dengan aman dan sentosa.  Terminal Blok M sekarang kelihatan rapih, lantainya diganti dengan keramik yang mengkilat jadi nggak berkesan kumuh.  Nggak keliling terminal ah, langsung pulang dengan Metromini kesayangan, S69 Blok M - Ciledug.  Hmmm, total ongkos perjalanan pulang IDR9,500 dari rumah sakit di Tebet sampai depan komplek.  Not bad-laaa...

Jujur, saya senang dengan bis TJ ini. Kalau saja jalan yang dipakai kayak model trem gitu, rasanya lebih menyenangkan.  Pengen banget melihat Jakarta punya moda transportasi massal yang terpadu.  Mungkin itu monorel, kereta bawah tanah, atau apalah...yang penting saling menunjang.  Semoga punya suatu hari nanti, amiiiin....:)

Hehehehe, itu cerita saya hari ini.  Thank you for reading and visiting my blog :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)