Selamat malam temans :)
Melanjutkan postingan tadi siang tentang makanan di kampung halaman, sekarang saya ceritakan tentang makanan di kampung suami, Semarang. Kalau orangtua saya kebetulan satu desa, lain halnya dengan suami saya. Bapak mertua tinggal di Semarang, dan keluarga almarhum ibu mertua tinggal di Pati. Jadi kalau saya dan suami pulang kampung, mampir dulu di Pekalongan, sowan-sowan sama saudara yang sepuh, baru lanjut ke Semarang dan Pati.
Jujur saya belum banyak jajan di Semarang, apalagi di Pati. Saya dan suami tidak bisa berlama-lama di kampung, suami terbatas hari liburnya. Di Pati juga cuma sehari, dan biasanya sudah dimasakkan sama tante, jadi nggak makan keluar deh...:)
Di Semarang, saya lebih banyak jajan makanan kecil...kalau makan besar, belum menemukan yang benar-benar khas Semarangan.
Yuuuuk, dimulai...
Jajanan pertama, tahu petis Prasodjo!
Saya kenal tahu petis sejak belum menikah dengan suami. Jadi dulu, ada om yang suka dagang ke Semarang, kalau pas balik ke Pekalongan dan kebetulan saya dan keluarga sedang di kampung, suka dibawain tahu petis ini. Waktu itu nggak tahu yang enak yang mana, yang jelas suka saja sama tahu petis. Setelah menikah, dikasih tahu suami yang paling enak ya tahu petis Prasodjo. Jualannya di emperan khusus pedagang kaki lima alun-alun Simpang Lima, Semarang. Kalau Lebaraaaan, uaaaaah...ramai sangat! Sampai harus antri demi mendapatkan tahu petis istimewa nan nikmat ini...
Bisa dibilang tahunya sih biasa, tahu kotak kayak tahu Sumedang tapi nggak kopong-kopong banget. Yang bikin istimewa ya adonan petisnya itu...
Kayak apa penampilannya? Niiih...
Hahahaha...jangan jijik ngeliat yang hitam-hitam itu ya. Justru itulah inti dari tahu petis ini, tanpa petis bukan tahu petis namanya. Ya iyalaaaah...semua orang juga tauk :D
Sayangnya petis nan nikmat tak berdosa ini terbuat dari udang. Saya lagi disuruh diet udang sama dokter kandungan, makanya nggak boleh dong makan petis ini. Biasanya saya bisa menghabiskan beberapa potong sekali makan, aaaah...liburan kemarin, samasekali nggak jajan ini. Hiiiiks...:(
Nggak apa-apa, yang penting saya masih boleh makan cemilan selanjutnya.
Jajanan kedua, tahu baxo!
Saya nggak tahu kenapa penulisan baksonya jadi kayak gitu, tapi yang jelas ini tahu kulit biasa dengan isian bakso. Kayak tahu di bakso malang atau siomay gitu deh.. Awalnya hanya bisa dibeli di Ungaran, yang terkenal adalah tahu baxo ibu Pudji. Waduuuuh, Lebaran tahun 2011 beli tahu baxo ibu Pudji ini dengan perjuangan yang luar biasa. Harus bersedia antri dan satu orang cuma boleh beli maksimal 2 kardus isi 10 tahu...O_O. Tahun ini saya beli tahu baxo di kios samping toko oleh-oleh Istana Brilian di alun-alun Simpang Lima, namanya TahuCahUngaran. Toh, saya nggak bisa merasakan perbedaan rasanya ketika sudah digoreng...:D
Tahu baxo itu seperti ini..
Waktu beli bisa minta yang rebus atau sudah digoreng. Saya lebih suka beli yang rebus, sampai di rumah bisa digoreng atau dikukus, atau jadi tambahan di masakan tumisan. Kalau sudah digoreng enak disantap hangat-hangat, sambil nyeplus cabai rawit atau dicocol di sambel kecap. Nyaaaaam...:)
Jajanan ketiga, mi kopyok pak Dhuwur!
Ini jajanan favorit suami dan bapak mertua, tapi saya jadi ikutan doyan :D. Mi dengan bumbu yang ringan dan cocok sebagai sarapan atau cemilan pengganjal perut. Isinya mi, tauge, tahu goreng diguyur kuah berbumbu bawang putih doang, dikasih kerupuk gendar di atasnya. Buat penggemar masakan berbumbu, mi ini jelas hambaarr luar biasa. Ya iya, bumbunya cuma bawang putih biarpun banyak tetep berasa kurang ya. Apalagi kalau dibandingkan sama mi ayam gerobak biru. Hehehehe...
Makanya di meja makannya disediakan kecap manis dan tambahan kuah berbawang putih, kali ada yang ngerasa kurang mantep.
Ini dia mi kopyoknya ..
Suami bisa makan 2 porsi untuk mi ini (-_-"), saya sendiri satu porsi sudah cukup. Kebanyakan bawang putih bisa bikin saya eneg :D.
Biasanya kami makan mi ini di jalan Veteran, di sana berkumpul banyak warung jajanan seperti warung Sego Pecel mbok Sardi, nasi goreng pak Sabar, warung Mbah Jingkrak, yang lainnya saya lupa. Maaf ya...:)
Jajanan keempat, bubur ayam Semarangan!
Pertama kali diajak makan bubur ayam ini sama suami, rasanya lucu tapi enak. Porsinya dikiiiit, sampai nambah. Isinya bubur, irisan cakue, irisan telur ayam yang dibacem, suwiran ayam (sedikiiiit...), disiram kuah kaldu yang agak manis, plus taburan kerupuk. Ada pilihan bubur misoa, tapi waktu itu saya nggak kebagian, sudah habis (cepet amat habisnya...). Di meja ada tambahan lauk, pas diamati lebih lanjut ternyata itu brutu (pantat) ayam...:(.
Begini penampakannya...
Saya jajan bubur ayam ini di deket Simpang Lima, tepatnya di Jalan Erlangga. Banyak pilihan gerobaknya, kemarin cobain yang judul gerobaknya Rizky. Paling ramai sih...:D
Jelas beda dengan bubur ayam Jakarta ya, apalagi bubur ayam Cirebon. Isian bubur ayam tergantung daerahnya ya...:D
Sebenarnya masih banyak jajanan lain, seperti lumpia Semarang, wedang ronde Simpang Lima, wingko babat, sama mochi Gemini. Cuma sayangnya saya lagi nggak boleh makan itu semua...
Saya suka lumpia, walau tidak terlalu berlebihan. Tidak boleh makan lumpia, karena lumpia pakai ebi, yang merupakan anaknya udang. Big no! Suami saya suka banget, tapi kali ini dia mengalah nggak jajan lumpia dulu, kasihan saya. So sweeet...*kisskiss*
Langganan dia kalau jajan lumpia Semarang adalah lumpia mbak Lien di jalan Pemuda, warungnya nyempil gitu dalam gang. Harus jeli meneliti karena banyak warung lumpia yang mirip.
Wedang ronde dan mochi tidak boleh saya makan karena di dalamnya ada kacang tanah. Yep, dokter juga melarang saya mengkonsumsi kacang tanah...hauuuung *garukgaruktembok*
Padahal ya saya ini penggemar berat mochi! Sayangnya mochi di Semarang kebanyakan berisi kacang tanah yang ditumbuk dan dicampur dengan gula merah. Mbok ganti isinya dengan kacang meraaah....*nawar*
Wingko babat saya sudah bosan karena dulu sering dapat oleh-oleh dari saudara yang tinggal di Semarang. Makanya sekarang tidak pernah tertarik untuk beli wingko babat sebagai oleh-oleh. Kalau beli oleh-oleh untuk teman suami di kantor, dia lebih suka beli cake coklat di toko oleh-oleh Istana Brilian. Cake coklatnya seingat saya mantaaaap. Kenapa pakai "seingat saya"? Karena saya sudah lama tidak makan cake coklat Brilian, masuk dalam list forbidden food. Coklatnya :(.
Bisa dijadikan oleh-oleh juga adalah bandeng presto. Hehehe, dari dulu saya cuma doyan ikan bandeng yang sudah dipresto. Tapi kalau beli pas Lebaran tokonya luar biasa ramai, sekarang kalau pengin bandeng presto, minta tolong adik untuk belikan lalu kirim ke Jakarta pakai JNE. *nggakmaurepot*
Yep, itu cerita tentang jajanan di kampung halaman. Jangan lupa sharing jajanan di kampung halaman kamu ya! Ada apa saja di sana, siapa tahu saya jalan-jalan ke sana bisa ikutan mencicipi...:)
Thank you for reading :)
bagi rekan-rekan yang ingin merasakan tahu baxo ibu pudji bisa order ke saya,
BalasHapuspengiriman akan menggunakan TIKI, dengan paket ONS.
bisa juga cek lapak ane di kaskus gan.
kemarin ane habis kirim ke dpok, jakarta barat, surabaya.
bis akontak saya. 081805965149 atau di bb, PIN 2A716559
Waaaah...pak Priyo, makasih sudah mampir dan untuk no kontaknya :)
Hapusenak enak sekali makanannya kak
BalasHapuskokatto