Jumat, 02 November 2012

[RANDOM] Terbang ke Semarang bersama AirAsia

Selamat sore temans :)

Jumpa lagi..jangan bosan baca blog saya ya, biar kata kadang isinya cerita norak :D. Nah saya mau nulis cerita norak lain dalam hidup saya. Yaaaah, ini bukan promo yak. Nggak maksud promoin AirAsia, wong saya nggak dibayar sama mereka. Sekedar menulis saja, moga-moga...kali-kali dibaca sama petingginya, terus saya dapat tiket gretong ke Jepang...(dreeeaaaamiiing...)

AirAsia kapan sik, mulai beroperasi di Indonesia? Waktu liburan keluarga bulan Desember 2006, nunggu boarding di bandara Bali..mulai ada tuh, panggilan boarding untuk maskapai ini. Okelah, kita anggap aja dari tahun 2006 yak.  Artinya udah 6 tahun dong, si merah ini berseliweran di langit Indonesia. Daaaaan..setelah 6 tahun, baru kali ini saya terbang dengan AirAsia. Jeeeng...jeeeng...noraaaak.. (biarin).
Ada alasannya sik, pertama..saya jarang travelling ke luar pulau Jawa, luar Jakarta deh. Sekalinya travelling ke luar Jawa, ke Belitong tapi nggak pakai AirAsia, saya pakai Batavia Air waktu itu. Kedua, saya gaptek kalau melakukan pemesanan tiket via internet. Berasa takut banget, takut diboongin-lah, takut tiketnya nggak valid-lah...pokoknya takut, sementara AirAsia hanya melayani penjualan tiket via internet. Ketiga, denger-denger waktu itu, abis naik ke pesawat pake ada acara rebutan tempat duduk, dan nggak dapet snack/minuman...beli di atas kayak kereta api gitu deeh...

Haduuuuh, apaan ini..kok kayak naik bis metromini? Ntar kalau saya nggak dapat tempat duduk bagaimana? Masak iya saya harus berdiri di tengah-tengah sambil pegangan tiang (ketauan, selalu naik metromini ke manapun pergi) :D. Samasekali tidak terbersit untuk beli tiketnya, walaupun AirAsia sering banget promo tiket murah meriah untuk penerbangan domestik maupun internasionalnya. Malah adik saya yang suka brosing tiket murmer ini..*sigh*

Sampailah 2 minggu menjelang Idul Adha 2012. Suami bilang dia mau pulang ke Semarang, mau ambil dokumen. Mau naik pesawat, karena naik mobil nggak cucok antara capek dan biaya bahan bakarnya. Okaaay, mau naik apa? Lion, Sriwijaya, Batavia, Garuda? Hooo...suami saya ternyata tidak suka naik airline lain selain Garuda. 

Alasannya? Sempit. 

Hah? 

Jadi temans, yang namanya budget airline atau low cost carrier ituuuu, demi efisiensi...menata tempat duduknya serapat mungkin. Terutama di kelas ekonomi. Suami saya tinggi dan besar (kalau nggak mau dibilang genduuut..;)), jadi menurutnya kalau dia naik budget airline, kakinya nggak bisa bergerak. Paaas, lututnya ketemu dan nempel dengan kursi di depannya. Ya sudah, dia putusin naik Garuda tapi saya nggak ikut, ceritanya berhemat nih. Tiket pesawat PP kan lumayan mahal yeee, Garuda pulak...*ngintipbukutabungan*

Lhadalah...bapak mertua saya minta saya ikut juga. Puter otak lagi, kalo nggak puter-puter rekening tabungan biar duitnya nambah. Pergi berdua? Duitnya lumayan gede ya bok.
Akhirnya kami memutuskan pergi ke Semarang naik budget airline, balik ke Jakarta naik Garuda. Kata suami, coba AirAsia yuuk...penasaran. Hayuklah, saya juga penasaran.
Buka websitenya, ooow..ada promo ke Semarang untuk IDR299,000. Boleh nih, tapi ternyata....tanggalnya nggak cocok. Kami mau pulang habis sholat Idul Adha, promonya buat tanggal sebelumnya. Etapi ternyata pas Idul Adha lebih murah dibanding tanggal-tanggal lain. Oke deeeh...booking untuk 2 orang.

Proses booking jalan terus, sampai pada pertanyaan...is there any baggage
Hah? Ternyata di AirAsia, ada biaya tambahan untuk bagasi. Biaya tergantung pada berat barang yang mau masuk ke bagasi. Well, cuma 2 hari di Semarang, koper nggak gede-gede amat, masuk kabin aja deh. Nggak usah nambah duit buat bagasi.

Jalan terus, sampai pada pertanyaan...do you need a red carpet
What? Kayak selebritis, pakai karpet merah. Ada biaya lagi untuk itu. The hell... Nggak usahlah, kayak apaan aja. Tapi kira-kira kayak apa ya bentuk layanan karpet merah ini?

Jalan lagi, sampai pada pertanyaan...do you want to pick a seat?
Aaaaah, good question! Ternyata, nggak pakai rebutan tempat duduk lagi temans! Tentu saja ada biaya lagi...(ooooh, budget airline..)
Ya tapi setidaknya saya nggak khawatir nggak kebagian tempat duduk sih...:D
Tempat duduk dibedakan jadi reguler dan hotseat. Penerbangan domestik AirAsia menggunakan pesawat Airbus A320 (gambarnya di atas yeee). Penempatan kursinya seperti ini...
Yang kursi merah itu hotseat-nya. Biayanya jelas beda. Yang reguler nambah IDR15,000, yang hotseat nambah IDR95,000. Wheeew...lumayan mahal. Kami ambil reguler aja deh...

Jalan lagi, sampai di...do you want to order food or drink?
Hoooo, jadi bisa pesen makan dan minum duluan. Jadi nanti di pesawat tinggal minta ke mbak pramugari dengan menunjukkan pass untuk makanan/minuman. Penerbangan 45 menit ke Semarang, bisalah nahan laper dan haus...

Jalan lagi, sampai di...do you want comfort kit?
Well, comfort kit lebih cocok untuk penerbangan internasional kali ya. Terbang malem dan waktunya lebih panjang. Domestik nggak perlulah...

So, tahapan booking tiket lebih panjang daripada booking tiket pesawat yang full service. Ya tapi enaknya budget airline adalah kita hanya membayar apa yang kita gunakan. Total jenderal harga tiketnya masih lebih murah dari yang full service. Ya iyalaaah...
Harga tiket belum termasuk pajak bandara. Yang harga tiketnya sudah termasuk pajak bandara baru hanya Garuda, itu juga berlaku untuk pembelian di atas tanggal 4 Oktober 2012.

Kelar booking tiket dan lunas, kami memutuskan untuk check-in via web. Nggak ada bagasi ngapain juga mampir ke counter? 
AirAsia berangkat dari terminal 3 bandara Soekarno Hatta, cerita lengkapnya bisa cek di postingan ini.

Hari penerbangan, boarding...ternyata yang hotseat dipanggil duluan untuk masuk pesawat. Yaaa, kayak kelas bisnis gitu deh. Masuk pesawat disambut mbak-mbak pramugari cantik ini...
Cari-cari nomer tempat duduk yang sudah dipesan, dapat, naikkan koper ke atas, duduk...dan ternyata lutut suami bener-bener mentok sama kursi depannya, nempeeeel...:D
Cuma bisa nyengir, tahan ya..untuk 45 menit. Lirik yang hotseat, aaah..ternyata lebih lebar jarak antar kursinya. Kalau naik Garuda, kakinya suami masih punya jarak dengan kursi depannya. Kaki saya juga hampir nempel, tapi masih bisa bergerak dikit.

Secara umum desain kabin Airbus dan Boeing hampir sama, atau saya nggak bisa ngebedain yah? Tapi yang jelas Airbus lebih berisik. Walaupun lama-lama saya tertidur dibuai oleh suara mesinnya, dan baru terbangun ketika kapten pilot woro-woro udah mau mendarat di bandara Ahmad Yani, Semarang.

So far kami puas terbang dengan AirAsia. Staf di darat ramah, staf di udara juga ramah. Mungkin karena AirAsia identik dengan orang muda, para stafnya pun masih muda-muda. Pramugarinya cantik-cantik. Hehehehe...
Yaaaa, kalau mau terbang dengan biaya yang terbatas, AirAsia bisa jadi pilihan. Kalau punya budget lebih, saya dan suami sepakat pilih maskapai yang full service, terutama yang kelas ekonominya menyediakan space lebih untuk kaki. 

Itu salah satu cerita norak saya...

Thank you for reading :)




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)