Halo temans ^____^
Sekali lagi, Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1434 H. Mohon maaf lahir dan batin ya....*salim temans satu-satu*
Eh eh, hari pertama Lebaran, makan apa dan keliling ke mana saja?
Makanan yang pasti ada di setiap rumah : ketupat, opor ayam, sambel goreng kentang, rendang, dan telur pindang. Lebaran ini eyang nggak masak, tapi dapat kiriman dari keluarga, ada ketupat, opor ayam, sambel goreng krecek dan kentang, dan tape ketan. Alhamdulillaaah :). Muahaha, itu makanan kolesterolnya tinggi semua ya, setahun sekali nggak apa-apa deh :D
Buat yang akhirnya ketemu sama calon mertua, semoga cocok dan cepat melangkah ke tahap selanjutnya ya..:). Buat yang belum menemukan pasangan jiwa, terus bosen ditanya sama orang-orang yang super kepo, "kapan nikah?" (mengingatkan saya pada Lebaran beberapa tahun yang lalu), semoga cepat menemukan pasangan jiwa yang cocok. Buat yang pertama kali berlebaran bersama keluarga besar suami/istrinya, selamat menikmati indahnya kebersamaan meskipun ada perbedaan :). Buat yang nggak ke mana-mana di hari ini, pasti nonton film Warkop DKI :D. Apapun itu, mari kita menikmati liburan ini :)
Dina ke mana? Saya....main ke desa asal ibuk mertua almarhum. Di sana ada tante (adiknya ibuk) dan suaminya yang sekarang ini merawat rumah peninggalan eyang kakung dan putri. Rumah ibuk mertua ada di Desa Bakalan, kecamatan Dukuhseti, kabupaten Pati, Jawa Tengah. Letaknya kurang lebih 36 km sebelah utara kota Pati. Panas? Hohoho...pastinya :D
Dari Semarang, perjalanan menggunakan mobil makan waktu kurang lebih 2,5 jam. Berangkat habis makan ketupat dan teman-temannya. Sepanjang jalan melewati kota Demak, Kudus, dan Pati. Daerah yang saya lewati ini lumayan kering, karena letaknya di utara pulau Jawa. Rumah peninggalan eyang ini letaknya benar-benar di desa. Tidak jauh dari jalan utama desa, masih rumah tradisional yang besar dengan tanah yang luas dan sekitarnya dikelilingi sawah. Seingat saya, kalau malam melihat langit di desa ini, masih bisa melihat jelas ratusan bintang di langit :). Sayangnya kali ini saya tidak menginap, lain kali sepertinya harus menginap.
Desa Bakalan ini letaknya hampir di pinggir pantai, karenanya banyak penduduk yang mengusahakan tambak ikan bandeng. Selain ikan bandeng, bertani juga masih merupakan pekerjaan utama penduduk desa, meskipun banyak orang mudanya yang lebih memilih untuk mencari pekerjaan di kota besar. Sebagian petani juga menanam tebu di lahannya, karena ada pabrik gula Pakisbaru di kecamatan Tayu (bersebelahan dengan kecamatan Dukuhseti). Hihihi, jadi kayak mau bikin skripsi...:D
Dari rumah tante kami mampir ke rumah om (masih adiknya ibuk) di kecamatan Margoyoso. Kecamatan ini terkenal sebagai penghasil tepung tapioka. Tidak heran kalau lahan-lahan di pinggir jalan utama kecamatan lebih banyak ditanami pohon singkong. Hahaha, nggak sempat ngobrol banyak mengenai usaha pertepungan ini dengan si om. Mungkin lain kali bisa lebih menggali cerita tentang usaha ini.
Hahaha, kalau ngomongin pedesaan di Jawa Tengah ini, saya jadi ingat masa-masa kuliah. Dulu saya kuliah di Fakultas Pertanian, jadi sering membantu dosen mengumpulkan data petani di desa. Sepanjang jalan dari Demak ke Pati, jalanannya paralel dengan saluran irigasi sekunder (kalau nggak salah sik...). Hihihi, sedikit nostalgila karena dulu pernah mengumpulkan data petani pengguna saluran irigasi. Mulai dari hulu sampai hilir, dari yang mendapatkan air sepanjang tahun sampai yang hanya mendapat air hanya 1 musim tanam saja. Diiih, beneran kayak ngomongin skripsi :D. Pardon me...>,<
Naaaah, itu cerita hari pertama lebaran saya, yang saya tulis karena lagi pengen banget menulis (di sebelah saya, suamik juga sedang menulis paper). Ini sebenarnya mau liburan atau bagaimana sik?
Bonus foto rumah tante di desa Bakalan :)
Terima kasih sudah main ke sini dan membaca cerita ini :)
Salam,
Dina
Itu kan rumah sepertinya saya tau.. Deke rumah saya. Samping kantor kepala desa bakalan.. Rumah alm. Bpk. harno 😁
BalasHapus