Halo temans ^____^
Eh eh, semoga temans nggak bosan dengan cerita saya seputar lebaran tahun ini yak. Hahaha, banyak aja yang mau diceritain. Semua berkelebatan di otak, mau cerita ini...mau cerita itu..tapi tenang aja, ini cerita terakhir tentang lebaran 2013 ;). Please, bear with me...
Kemarin pas bulan puasa, berat badan saya turun. Nggak banyak memang, 4 kg :D. Biasanya ada di angka 65 kg, pas mau lebaran itu jadi 61 kg. Etapi sekarang udah naik lagi kayaknya >,<. Kebanyakan jajan selama pulang kampung kemarin. Jadi ya, kemarin itu saya jajan makanan di bawah ini...
Nasi Goreng Pak Sabar
Menu spesialnya adalah nasi goreng babat. Ini racun dari suamik, katanya nasi goreng babat pak Sabar ini enak sangat. Sejak menikah, suamik janji mau ajak saya jajan di sini tapi nggak kelakon terus. Sekalinya ke Semarang pas libur lebaran, jadi warung pak Sabar ini nggak buka. Untung kali ini warungnya masih buka, akhirnya kesampean juga makan di sini.
Saya pesan nasi goreng babat, suamik dan bapak pesan nasi goreng babat telur. Untuk minuman, semua pesan jeruk hangat. Seperti apa penampakan nasi goreng babat ini?
Hahaha...standar nasi goreng masakan Jawa Tengah, bukan nasi goreng masakan Cina. Bumbunya pakai terasi (yang sebenarnya saya nggak bisa makan), dan juga kecap. Hmmm, karena saya pikir ini masakan daerah Pantura yang identik dengan pedas, saya pesannya sedang saja. Ternyataaaa...nggak pedas sama sekali >,<, malah cenderung manis. Ihiks, ternyata pak Sabar ini orang Solo, yang suka manis-manis di masakannya, bilang sedang jadinya manis. Kata bapak, kalau beli lagi harus pesan kecapnya jangan banyak-banyak. Noted :).
Untungnya nasi goreng babat ini emang enak, hihihi...babatnya empuk nggak alot. Yang nggak ada hanya irisan timun atau tomat sebagai garnish, padahal biasanya ada. Belum kenyang dengan nasi goreng, penasaran pengin cicip tahu kopyok telur. Pesan 1 porsi untuk dimakan berdua suamik, kalau pesan 2 khawatir nggak habis. Ini dia, tahu kopyok telur...
Intinya sik, telur dadar gitu :D. Cuma ada tambahan irisan tahu dan daun bawang, dimakan dengan saus kacang+kecap+bawang putih, dengan garnish irisan kol dan tauge setengah matang. Saya nggak begitu suka :(, suamik suka-suka aja sik :D. Dealnya paro-paroan, tapi saya cuma bisa makan seperempatnya aja. Lidah saya nggak cocok sama tahu telur kopyok ini. Ada beberapa menu lain sik, kapan-kapan cobain lagi...hihihi.
Warung nasi goreng pak Sabar ini ada di jalan Depok, kota Semarang. Jangan tanya saya jalan itu di sebelah mana ya, saya ini buta kota Semarang. Cuma ngerti rumah bapak, Simpang Lima, Erlangga, dan Pandanaran thok...
Nasi Pindang Kudus dan Soto Daging Jl Gajah Mada
Lebaran hari kedua, mau masak bingung, akhirnya keluar rumah cari sarapan. Banyak warung makan yang belum buka :(. Putar-putar akhirnya ke Jalan Gajah Mada, dan nemu warung nasi pindang kudus dan soto daging ini.
Nasi pindang ini nasi dan daging yang disiram dengan kuah pindang, ditambah dengan daun melinjo. Bisa dimakan dengan tambahan lauk seperti telur, paru atau babat. Saya memilih telur sebagai tambahan lauk. Rasa nasi pindang di warung ini enak tapi porsinya sedikit banget. Buat saya aja kurang, apalagi buat suamik dan bapak :D. Akhirnya kami tambah dengan soto daging, hohoho...
Rasa soto dagingnya mengecewakan karena hambar, tidak ada rasa gurih atau asin sama sekali. Entah mas pelayannya buru-buru atau lupa, sepertinya tidak memasukkan garam ke racikan sotonya :D. Hahaha, yang bikin sakit hati juga adalah ketika membayar. Mungkin karena masih lebaran hari kedua ya, harga yang dipatok untuk pembeli lumayan mahal. Jadi tambah kelihatan mahal dan nggak cucok karena kecewa dengan rasa sotonya. Moga-moga kalau nggak lebaran nggak semahal ini ya...
Warung Sate Sapi Pak Kempleng, Ungaran
Nggak terasa, putar-putar di Kabupaten Semarang dan sekitarnya...perut menjadi lapar dan kepala sedikit pusing. Mampir makan di warung sate sapi Pak Kempleng di Ungaran. Fotonya saya ambil dari google ya...
Kata bapak, ukuran satenya besar dan kalau pesan 1 orang 1 porsi, pasti kebanyakan. Kami pesan 2 porsi sate dan 1 porsi gule sapi untuk bertiga. Lalu ternyata, sate yang datang ukurannya lebih kecil :). Mungkin karena harga daging sapi yang lagi mahal, jadi menyesuaikan ukuran supaya tidak harus menaikkan harga terlalu banyak *sok tau*. Aslinya sate dicocol dengan saus kacang, tapi karena saya nggak makan kacang, saya minta kecap. Jadi kayak sate kambing, dicocol dengan kecap lombok bawang. Rasa sate dan gulenya mantaaap, tidak mengecewakan. Rrrrr, apa karena lapar ya? :D
Warung sate sapi Pak Kempleng ini gampang ditemukan, ada di kanan-kiri jalan raya Ungaran - Semarang. Semuanya ramai dikunjungi pelanggan, entah karena lebaran atau sehari-hari memang ramai ya? Hihihi...
Ayam Goreng Panas Bu Bengat, Gringsing, Batang
Rumah makan yang ini ada di jalur Semarang - Pekalongan. Tepatnya di Gringsing, kabupaten Batang, beberapa saat sebelum memasuki daerah Alas Roban. Penasaran karena tiap lewat sini selalu ramai dengan pengunjung. Kami mampir makan di sini dalam perjalanan menuju Pekalongan. Untungnya karena sampai di tempat sudah jam 2 lewat, pengunjung yang makan sudah lumayan berkurang. Meskipun begitu, untuk mendapatkan meja dan makanannya, saya hampir berebutan dengan pengunjung lain :D.
Biasanya pengunjung akan dilayani di meja, artinya pesanan akan ditulis oleh pelayan tapi karena ramai, pengunjung langsung memesan makanan di jendela dapur.
Menunggu makanan agak lama karena ramai, akhirnya datang juga : 2 potong dada ayam goreng panas, 1 mangkuk sayur asem, 2 porsi nasi putih, lalapan dan sambalnya...
Hmmmm, entah kenapa saya merasa ada yang kurang. Dulu, saya pernah diajak makan di sini sama ibuk dan seingat saya rasa ayam gorengnya itu enak sekali. Garing dan gurih, tapi sekarang kok rasanya biasa saja. Apa karena dulu masih lidah anak kecil, atau memang rasa ayam gorengnya sudah berubah, atau memang karena ramai jadi semua serba terburu-buru? Musti cobain lagi di luar lebaran nih, sebagai pembanding. Sayur asemnya lebih mirip sop :D, nggak ada asem-asemnya sama sekali. Kalau disuruh milih, kayaknya enakan makan di Ayam Goreng Mbok Berek Ny Astuti :D
Wohoooo, itu tempat saya jajan lebaran tahun ini. Tahun besok harus beda tempat lagi yaaah...:D. Insya Alloh, jika ada rezeki dan umur, bisa main lagi ke Semarang.
Terima kasih sudah main ke sini dan membaca cerita ini :)
Salam,
Dina
Nasi Goreng Pak Sabar
Menu spesialnya adalah nasi goreng babat. Ini racun dari suamik, katanya nasi goreng babat pak Sabar ini enak sangat. Sejak menikah, suamik janji mau ajak saya jajan di sini tapi nggak kelakon terus. Sekalinya ke Semarang pas libur lebaran, jadi warung pak Sabar ini nggak buka. Untung kali ini warungnya masih buka, akhirnya kesampean juga makan di sini.
Saya pesan nasi goreng babat, suamik dan bapak pesan nasi goreng babat telur. Untuk minuman, semua pesan jeruk hangat. Seperti apa penampakan nasi goreng babat ini?
Hahaha...standar nasi goreng masakan Jawa Tengah, bukan nasi goreng masakan Cina. Bumbunya pakai terasi (yang sebenarnya saya nggak bisa makan), dan juga kecap. Hmmm, karena saya pikir ini masakan daerah Pantura yang identik dengan pedas, saya pesannya sedang saja. Ternyataaaa...nggak pedas sama sekali >,<, malah cenderung manis. Ihiks, ternyata pak Sabar ini orang Solo, yang suka manis-manis di masakannya, bilang sedang jadinya manis. Kata bapak, kalau beli lagi harus pesan kecapnya jangan banyak-banyak. Noted :).
Untungnya nasi goreng babat ini emang enak, hihihi...babatnya empuk nggak alot. Yang nggak ada hanya irisan timun atau tomat sebagai garnish, padahal biasanya ada. Belum kenyang dengan nasi goreng, penasaran pengin cicip tahu kopyok telur. Pesan 1 porsi untuk dimakan berdua suamik, kalau pesan 2 khawatir nggak habis. Ini dia, tahu kopyok telur...
Intinya sik, telur dadar gitu :D. Cuma ada tambahan irisan tahu dan daun bawang, dimakan dengan saus kacang+kecap+bawang putih, dengan garnish irisan kol dan tauge setengah matang. Saya nggak begitu suka :(, suamik suka-suka aja sik :D. Dealnya paro-paroan, tapi saya cuma bisa makan seperempatnya aja. Lidah saya nggak cocok sama tahu telur kopyok ini. Ada beberapa menu lain sik, kapan-kapan cobain lagi...hihihi.
Warung nasi goreng pak Sabar ini ada di jalan Depok, kota Semarang. Jangan tanya saya jalan itu di sebelah mana ya, saya ini buta kota Semarang. Cuma ngerti rumah bapak, Simpang Lima, Erlangga, dan Pandanaran thok...
Nasi Pindang Kudus dan Soto Daging Jl Gajah Mada
Lebaran hari kedua, mau masak bingung, akhirnya keluar rumah cari sarapan. Banyak warung makan yang belum buka :(. Putar-putar akhirnya ke Jalan Gajah Mada, dan nemu warung nasi pindang kudus dan soto daging ini.
Nasi pindang ini nasi dan daging yang disiram dengan kuah pindang, ditambah dengan daun melinjo. Bisa dimakan dengan tambahan lauk seperti telur, paru atau babat. Saya memilih telur sebagai tambahan lauk. Rasa nasi pindang di warung ini enak tapi porsinya sedikit banget. Buat saya aja kurang, apalagi buat suamik dan bapak :D. Akhirnya kami tambah dengan soto daging, hohoho...
Rasa soto dagingnya mengecewakan karena hambar, tidak ada rasa gurih atau asin sama sekali. Entah mas pelayannya buru-buru atau lupa, sepertinya tidak memasukkan garam ke racikan sotonya :D. Hahaha, yang bikin sakit hati juga adalah ketika membayar. Mungkin karena masih lebaran hari kedua ya, harga yang dipatok untuk pembeli lumayan mahal. Jadi tambah kelihatan mahal dan nggak cucok karena kecewa dengan rasa sotonya. Moga-moga kalau nggak lebaran nggak semahal ini ya...
Warung Sate Sapi Pak Kempleng, Ungaran
Nggak terasa, putar-putar di Kabupaten Semarang dan sekitarnya...perut menjadi lapar dan kepala sedikit pusing. Mampir makan di warung sate sapi Pak Kempleng di Ungaran. Fotonya saya ambil dari google ya...
sumber : http://kuliner.panduanwisata.com |
Kata bapak, ukuran satenya besar dan kalau pesan 1 orang 1 porsi, pasti kebanyakan. Kami pesan 2 porsi sate dan 1 porsi gule sapi untuk bertiga. Lalu ternyata, sate yang datang ukurannya lebih kecil :). Mungkin karena harga daging sapi yang lagi mahal, jadi menyesuaikan ukuran supaya tidak harus menaikkan harga terlalu banyak *sok tau*. Aslinya sate dicocol dengan saus kacang, tapi karena saya nggak makan kacang, saya minta kecap. Jadi kayak sate kambing, dicocol dengan kecap lombok bawang. Rasa sate dan gulenya mantaaap, tidak mengecewakan. Rrrrr, apa karena lapar ya? :D
Warung sate sapi Pak Kempleng ini gampang ditemukan, ada di kanan-kiri jalan raya Ungaran - Semarang. Semuanya ramai dikunjungi pelanggan, entah karena lebaran atau sehari-hari memang ramai ya? Hihihi...
Ayam Goreng Panas Bu Bengat, Gringsing, Batang
Rumah makan yang ini ada di jalur Semarang - Pekalongan. Tepatnya di Gringsing, kabupaten Batang, beberapa saat sebelum memasuki daerah Alas Roban. Penasaran karena tiap lewat sini selalu ramai dengan pengunjung. Kami mampir makan di sini dalam perjalanan menuju Pekalongan. Untungnya karena sampai di tempat sudah jam 2 lewat, pengunjung yang makan sudah lumayan berkurang. Meskipun begitu, untuk mendapatkan meja dan makanannya, saya hampir berebutan dengan pengunjung lain :D.
Biasanya pengunjung akan dilayani di meja, artinya pesanan akan ditulis oleh pelayan tapi karena ramai, pengunjung langsung memesan makanan di jendela dapur.
Menunggu makanan agak lama karena ramai, akhirnya datang juga : 2 potong dada ayam goreng panas, 1 mangkuk sayur asem, 2 porsi nasi putih, lalapan dan sambalnya...
Hmmmm, entah kenapa saya merasa ada yang kurang. Dulu, saya pernah diajak makan di sini sama ibuk dan seingat saya rasa ayam gorengnya itu enak sekali. Garing dan gurih, tapi sekarang kok rasanya biasa saja. Apa karena dulu masih lidah anak kecil, atau memang rasa ayam gorengnya sudah berubah, atau memang karena ramai jadi semua serba terburu-buru? Musti cobain lagi di luar lebaran nih, sebagai pembanding. Sayur asemnya lebih mirip sop :D, nggak ada asem-asemnya sama sekali. Kalau disuruh milih, kayaknya enakan makan di Ayam Goreng Mbok Berek Ny Astuti :D
Wohoooo, itu tempat saya jajan lebaran tahun ini. Tahun besok harus beda tempat lagi yaaah...:D. Insya Alloh, jika ada rezeki dan umur, bisa main lagi ke Semarang.
Terima kasih sudah main ke sini dan membaca cerita ini :)
Salam,
Dina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca cerita ini.
Sila berkomentar tentang tulisan saya di sini. Saya lebih menghargai jika komentar yang diberikan sesuai dengan isi posting blog dan tidak ANONIM. Kalau ada alamat blog, cantumkan saja nanti saya main ke sana :)